Risalah Kayu Mahoni Swietenia macrophylla (Mahoni daun besar) Swietenia mahagoni (Mahoni daun kecil)

 
MAHONI
Swietenia macrophylla (Mahoni daun besar)
Swietenia mahagoni (Mahoni daun kecil)


TEKNOLOGI  HASIL HUTAN  (THH)

Dosen:
Kustin Bintani Meiganati




Disusun Oleh :
                                                Nama  :  Intan Yulistiani
                                                NIM    : 41205425118023


PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
2019








KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya berhasil menyusun makalah dari mata kuliah Teknologi Hasil hutan (THH) mengenai “Mahoni (Swietenia macrophylla dan  Swietenia mahagoni)
            Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi rangkaian pembelajaran dari mata kuliah Teknologi Hasil hutan (THH) dan juga sebagai penambah ilmu bagi saya maupun siapapun yang nantinya akan membaca makalah ini.
            Saya menyadari bahwa Makalah ini memiliki banyak kekurangan karena saya sebagai mahasiswa masih dalam tahap proses pembelajaran, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Akhirnya saya berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi mengenai “Mahoni (Swietenia macrophylla dan Swietenia mahagoni)“.



Oktober 2019,








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iii
I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
    2.1 Klasifikasi Mahoni...................................................................................... 2
    2.2 Nama Daerah............................................................................................... 2
    2.3 Nama di Negara Lain.................................................................................. 2
    2.4 Morfologi.................................................................................................... 2
    2.5 Daerah Penyebaran...................................................................................... 4
    2.6 Habitus........................................................................................................ 4
    2.7 Ciri Umum................................................................................................... 4
    2.8 Struktur....................................................................................................... 4
    2.9 Sifat Fisis..................................................................................................... 7
    2.10 Sifat Mekanis............................................................................................ 7
    2.11 Sifat Kimia................................................................................................ 8
    2.12 Keawetan dan Keterawatan...................................................................... 8
    2.13 Pengeringan............................................................................................... 9
    2.14 Venir dan Kayu Lapis............................................................................... 9
   2.15 Pengerjaan.................................................................................................. 9
   2.16 Kegunaan................................................................................................... 9
   2.17 Silvikultur................................................................................................... 9
KESIMPULAN................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12






DAFTAR GAMBAR


Gambar 1 Mahoni (Swietenia macrophylla King)............................................... 5
Gambar 2 Mahoni (Swietenia macrophylla King)
               2.a Penampang Transversal (26x)........................................................... 6
               2.b Penampang Radial (75x).................................................................. 6
               2.c Penampang Tangensial (75x)............................................................ 6


















I PENDAHULUAN

            Kayu merupakan salah satu material unggulan dalam pembuatan furniture. Dikatakan sebagai material unggulan karena kayu termasuk material yang mudah didapat, memiliki kualitas baik, dan juga memiliki kesan natural yang cantik. Selain itu, furniture kayu juga dapat membuat suasana ruang cenderung lebih hangat karena warna-warnanya yang kalem.
            Beberapa jenis kayu yang sering digunakan sebagai material pembuat furniture antara lain kayu jati, kayu mindi, kayu sungkai, kayu maple, dan kayu mahoni. Kayu mahoni menjadi salah satu jenis kayu yang sekarang ini menjadi opsi utama para pengrajin furniture kayu selain kayu jati. Bukan tanpa alasan, kayu mahoni banyak digunakan karena jenis kayu ini tak kalah bagus dan berkualitas dari kayu jati.
Mahoni (Swietenia macrophylla King.) adalah pohon  penghasil kayu untuk tujuan  kayu pertukangan dengan  karakteristik kayu yang memiliki warna dan penampakan serat yang  indah sehingga bernilai ekonomis  tinggi.  Penggunaan kayunya sangat populer untuk pembuatan mebelair, kusen, daun pintu dan jendela, flooring, venner serta kerajinan tangan. Selain itu buah, kulit dan getahnya dapat dijadikan  obat, pestisida, pewarna alami dan  bahan pertekat.  Oleh  karena itu jenis mahoni  menjadi salah satu pohon andalan  untuk  dikembangkan sebagai bahan baku industri kehutanan yang dapat tanam sebagai tanaman pokok maupun tanaman pengisi pada Hutan Tanaman Industri  (HTI), Huran Tanaman  Rakyat (HTR), Hutan Rakyat (HR),  Hutan Kota (HK) maupun tanaman peneduh jalan.
            Dalam membudidayakan pohon mahoni, perlu dilihat persyaratan tumbuhnya untuk menentukan kecocokan tanaman mahoni dengan lahan yang akan ditanami jenis ini. Mahoni termasuk jenis yang mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh pada  berbagai tempat dan berbagai   jenis tanah  pada ketinggian   sampai  1000 meter  dari permukaan laut. Kelebihan  mahoni  lainnya adalah  tahan  terhadap naungan sehingga dapat bersaing dengan alang-alang dan semak belukar.



II PEMBAHASAN

2.1       Klasifikasi Mahoni
            Mahoni secara ilmiah dinamai  sebagai Swietenia macrophylla King. Secara lengkap nomenklatur tatanama diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                     : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                : Spermatophyta (Tumbuhan manghasikan  biji)
Divisi                           : Magnoliophyta (Tum buhan berbunga)
Kelas                           : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
SubKdas                     : Rosidae
Ordo                           : Sapindales
Famili                        : Meliaceae
Genus                        : Swietenia spp
Spesies                      : - Swietenia macrophylla (Mahoni daun besar)
                                      - Swietenia mahagoni (Mahoni daun kecil)
2.2       Nama Daerah
            Di berbagai daerah disebut mahoni.
2.3       Nama Di Negara Lain
            Giai ngua (Vn), Honduras, Tabasco, Nicaragua Mahagoni (Gm); caoba (Cent Am); zopilote (Mex); orura (Vel); aguano (Br, Pe); cruca (Blv); American mahogany, baywood (UK); Amerikaans mahonie (NI); acajou Amerique (Fr); mahagony, broadleaf mahagony (USA).
2.4       Morfologi
            a) Pohon : pohon ini termasuk dalam famili Meliaceae dengan        ordo Spaindales yang merupakan tanaman tahunan dengan tinggi sekitar          5-25 m, berakar tunggang, berbatang bulat, bercabang banyak, dan             bergetah kental. Getah tanaman mahoni atau biasa disebut juga dengan       blendok ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lem.
            b) Akar : mahoni memiliki sistem perakaran tunggang yang berbentuk        kerucut, panjang, dan tumbuh lurus ke bawah. Akar tersebut bercabang-      cabang banyak, dan cabang- cabang tersebut muncul  cabang lagi yang             baru, sehingga akan memberikan kekuatan yang besar dalam menopang      berdirinya tanaman. Selain itu, di daerah perakaran juga menjadi lebih   luas, hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.             Akar tanaman mahoni berbentuk seperti akar banir, akan tetapi berukuran   lebih besar dan menggembung.
            c) Batang : Mahoni memiliki batang berbentuk silindiris dan tidak berbanir. Tanaman ini memiliki cabang banyak dan kayunya bergetah. Arah pertumbuhan tanaman mahoni adalah tegak lurus ke atas (erectus). Kulitluar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal menyerupai sisik.     Sedangkan kulit batang tanaman berwarna abu-abu dan halus saat masih        muda. Kemudian kulit tersebut akan berubah menjadi cokelat tua, beralur,            dan mengelupas setelah tanaman tua.
            d) Daun : Daun tanaman mahoni merupakan daun majemuk menyirip         genap dengan helaian daun berbentuk bulat oval. Pada bagian ujung dan             pangkal daun berbentuk runcing dan pada bagian tulang daun menyirip.
            Daun mahoni yang masih muda memiliki warna merah, kemudian akan berubah menjadi hijau setelah daun tua. Daun tanaman ini memiliki panjang berkisar 35-50 cm.
            e) Bunga : Bunga mahoni merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam karangan dan muncul pada ketiak daun. Bunga berwarna puting, malai bercabang, dan panjanganya sekitar 10-20 cm. Mahkota bunga berbentuk silindiris dengan warna kuning kecoklatan, dan pada bagian        mahkota tersebut terdapa benang sari yang melekat. Tanaman mahoni baru akan berbunga ketika tanaman berumur 7 tahun.
            f) Buah dan Biji : Tanaman mahoni memiliki buah berbentuk bulat telur,   berlekuk lima dan berwarna coklat. Pada bagian luar  buah terdapat kulit yang keras dengan ketabalan 5-7 mm. Sedangkan bagian tengah juga berstruktur keras seperti kayu dan berbentuk menyerupai kolom dengan 5 sudut yang memanjang menuju ujung.
          Buah tersebut akan pecah setelah buah matang atau kering. Pada bagian     dalam buah terdapat biji berbentuk pipih, dan berwarna coklat kehitaman. Biji menempel pada kolema melalui sayapnya. Setiap satu buah mahoni terdapat 35-45 biji. Biji mahoni memiliki rasa pahit dan bisa dimanfaatkan sebagai obat.
2.5       Daerah Penyebaran
            Seluruh Jawa.
2.6       Habitus
            Tinggi pohon daat mecapai 35 m, diameter sampai 125 cm, bentuk silindris, tidak berbanir, tajuk membulat.
2.7       Ciri Umum
            a) Warna : Kayu teras berwarna coklat muda kemerah-merahan ata kekuning-kuningan sampai coklat tua kemerah-merahan, lambat laun     menjadi lebih tua.
            b) Tekstur : Tekstur kayu agak halus.
            c) Arah Serat : Arah serat berpadu, kadang-kadang bergelombang.
            d) Kesan Raba : Permukaan kayu agak licin
            e) Kilap : Permukaan kayu mengkilap.
   f) Gambar : Permukaan kayu mempunyai gambar yang bervariasi disebabkan oleh arah serat yang tidak teratur dan lingkaran tumbuh.
2.8       Struktur (S. macrophylla)
            a) Pori : Poli soliter dan bergabung 2-3 dalam ara radial, diameter 100-200 µ, frekuensi 30-65 per mm2, berisi deposit atau go, bidang perforasi sederhana.
            b) Parenkim :  Parenkim terminal merupakan pita-pita panjang pada kayu akhir dalam lingkaran tumbuh.
            c) Jari-jari : Jari-Jari seluruhnya multiseriat, lebar 30-50 µ, heteroseluler,    frekuensi 5-10 per mm.
            d) Serat : Panjang serat S.macrophylla 1.362 µ dengan diameter 27 µ.



Gambar 1. Mahoni ( Swietenia macrophylla King. )







  (a)




                                                                                                                                (b)


                                                                                                                   (c)



Gambar 2. MAHONI (Swietenia macrophylla King)
2.a Penampang Transversal (26x)
2.b Penampang Radial (75x)
2.c Penampang Tangesial (75x)





2.9       Sifat Fisis
            a) Berat Jenis dan Kelas Kuat :
            - S. macrophylla          0.61 (0.53-0.67); II-III
            - S. mahagoni              0.64 (0.56-0.72); II-III
            b) Penyusustan : Penyusutan sampai kering udara untuk S. macrophylla 0.9% (RI) dan 1.3% (T), sedangkan samapai kering tanur 3.3% (R)  dan 5.7% (T).
2.10     Sifat Mekanis
            a) Keteguhan Lentur Statik :                       S.macrophylla      S.mahagoni
- Tegangan pada batas proporsi (kg/cm2)   b           289                      315
                                                                                k          339                      373
            - Tegangan pada batas patah (kg/cm2)       b           516                      590
                                                                                k          623                      557
            - Modulus elastisitas (1000 kg/cm2)            b          81                        91.8
                                                                                k         92                        97.5
-  Usaha sampai batas proporsi                     b         0.6                       0.6
(kgm/dm3)                                                   k         0.7                       0.8
- Usaha sampai batas patah (kgm/dm3       b           5.8                       5.8
                                                                    k         5.1                       2.7
            b) Keteguhan Pukul :
            - Radial (kgm/dm3)                                     b         25.7                      16.6
                                                                                k        14.7                       8.2
-  Tangensial (kgm/dm3)                               b         28.6                      17.9
                                                                                k        14.7                      9.4
                       
c) Keteguhan tekan sejajar arah             b         251                       301
serat, tagangan maksimum (kg/cm2) :    k          360                       376
d) Kekerasan (JANKA) :
- Ujung (kg/cm2)                                         b         25.7                      16.6
                                                                                k        14.7                      8.2
-  Sisi (kg/dm2)                                             b         28.6                      17.9
                                                                                k        14.7                      9.4
            e) Keteguhan Geser :                                    
- Radial (kg/cm2)                                         b          52                        69.2
                                                                                k          40.2                     68.2
            - Tangensial (kg/cm2)                                  b          60                        74.5
                                                                                k          42.4                     74.9
            e) Keteguhan Belah :                                   
- Radial (kg/cm2)                                         b          49.2                     53.5
                                                                                k          51.8                     56.1
            - Tangensial (kg/cm2)                                  b          60.2                     52.8
                                                                                k          59.3                     64.7
            e) Keteguhan Tarik tegak
lurus arah serat:                                          
- Radial (kg/cm2)                                         b          36.1                     35.5
                                                                                k          46.3                     35.6
            - Tangensial (kg/cm2)                                  b          39.1                     40.8
                                                                                k          47.8                     43.5
2.11     Sifat Kimia
            a) Kadar :                  - Selulosa                     46.8%
                                                - Lignin                       26.9%
                                                - Pentosan                   16.4%
                                                - Abu                           0.6%
                                                - Silika                         0.1%
            b) Kelarutan  :           - Alkohol-benzena       2.4%
                                                - Air dingin                 0.4%
                                                - Air panas                   4.5%
                                                - NaOH 1%                 18.9%
            Nilai Kalor                                                      4.616 cal/g
2.12     Keawetan dan Keterawatan           
a) Keawetan : Kayu mahoni secara umum termasuk kelas awet III. Daya tahan kayu S.mahagoni terhadap rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light termasuk kelas III.
b) Keterawatan : Kayu mahoni sukar diawetkan.
2.13     Pengeringan
            Kayu mahoni dapat dikeringkan dengan baik tanpa cacat yang berarti.
a)      Pengeringan alami : Pengeringan alami kayu S,macrophylla  tebal 2.5  cm dan 5.0 cm dari kadar air 40%  sampai kering udara, masing-masing memerlukan waktu 40 dan 80 hari.
b)     Pengeringan dalam dapur pengering : Untuk pengeringan dalam dapur pengering disarankan menggunakan bagan pengeringan moderat pada suhu 43℃ - 76℃ dengan kelembaban nisbi 75% - 33%.
2.14     Venir dan Kayu Lapis
a) Venir : Pembuatan venir S.macrophylla dapat dilakukan dengan hasil baik tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 92℃ untuk tebal 1.5 mm.
b) Kayu Lapis : Perekatan venir S.macrophylla  dengan kasein ditambah kapur 30% menhasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Jerman.
2.15     Pengerjaan
            Kayu S.macrophylla mudah dikerjakan, yaitu dapat dipotong, dibelah, diketam, dibubut, dibor, dan diamplas dengan baik, meskipun dalam proses pembubutan kadang-kadang timbul bulu-nulu halus dan serat yang patah.
2.16     Kegunaan
            Kayu mahoni dikenal baik untuk venir dekoratif dan kayu lapis. Selain daripada itu dapat dipakai untuk mebel, panil, perkapalan (kulit, rumah, geladak, lapisan dinding kedap air), balok percetakan dan barang kerajinan (patung, ukiran, barang bubutan dan sebagainya).
2.17     Silvikultur
a) Tempat tumbuh : Mahoni dapat tumbuh baik di daerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe hujan A sampai D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut.
b) Permudaan : Permudaan umumnya dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal dari persemaian berupa bibit bumbung, putaran atau stump. Jarak tanam pada tanah yang kurus 2 m x 1 m, sedangkan pada tanah yang subur 3 m x 1m atau 3 m x 2 m.
c) Buah : Pohon berbuah sepanjang tahun, terbanyak pada bulan Juli – Agustus. Jumlah biji tanpa sayap per kg adalah 2.300 – 2.400 butir atau 350 butir per liter, sedangkan yang bersayap 2.000 butir per kg atau 200 butir per liter.
d) Hama dan Penyakit : Ulat Hypsipyla robusta Moore menyerang pucuk anakan di persemaian dan tanaman muda di lapangan sehingga oucuk mati dan timbul tunas – tunas baru yang mengakibatkan percabangan yang banyak. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memotong pucuk yang diserang. Hama lain di persemaian adalah bekicot (Achatina fulica) yang makan anakan yang baru tumbuh. Di lapangan terdapat pula kumbang ambrosia (Xyleborus morstati Mac.) yang menggerek ranting, cabang, dan batang. Cendawan madu (Armilaria mellea Quel.) menyebabkan pembusukan akar dan leher akar, sedangkan jamur upas (Corticium salmonicolor) menyerang bagian bawah cabang dan ranting. Pemberantasan cendawan madu dapat dilakukan dengan menebang pohon yang sakit, membongkar akar dan tunggak, kemudian membakarnya di tempat itu juga. Sebaiknya tegakan jangan terlalu rapat supaya cahaya matahari dan udara masuk dengan baik.

           




                       
           




KESIMPULAN

            Berdasarkan pembahasan diatas dijelakan mengenai “Mahoni (Swietenia macrophylla dan  Swietenia mahagoni)mulai dari Klasifikasi Mahoni, Nama Daerah, Nama di Negara Lain, Morfologi Mahoni (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji), Daerah Penyebaran, Habitus, Ciri Umum Mahoni (warna, tekstur, arah serat, kesan raba, kilap, dan gambar), Struktur Mahoni (pori, parenkim, jari - jari, dan serat), Sifat Fisis (berat jenis, kelas kuat, dan penyusutan), Sifat Mekanis (keteguhan lentur fisik, keteguhan pukul, keteguhan tekan sejajar arah serat tegangan maksimum, kekerasan, keteguhan geser, keteguhan belah, keteguhan tarik tegak lurus arah serat), Sifat Kimia (kadar, kelarutan), Keawetan dan Keterawatan Mahoni, Pengeringan Mahoni (pengeringan alami dan pengeringan dalam dapur pengering), Venir dan Kayu lapis, Pengerjaan, Kegunaan, Silvikultur (tempat tumbuh, permudaan, buah, hara dan penyakit).


















DAFTAR PUSTAKA

https://www.forda-mof.org/index.php/content/publikasi/post/160
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjchZes9J_lAhXr6nMBHSHUAAkQFjAAegQIAhAC&url=https%3A%2F%2Fwww.forda-mof.org%2Ffiles%2FManual_Budidaya_Mahoni-scan_n_compres.pdf&usg=AOvVaw3tittaBHoVQDKWCUGbJ7Un

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ANATOMI KAYU DAUN LEBAR (HARDWOODS) dan KAYU DAUN JARUM (SOFTWOODS)